Jumat, 16 November 2012

Harga Ban Offroad Savero Komodo

foto

 Jakarta - PT Gajah Tunggal Tbk akan meluncurkan (soft launching) varian terbaru di jajaran varian GT Radial Savero Mud Terrain (MT), yaitu Savero Komodo MT Extrim pada 29-31 Oktober mendatang. Ban yang dirancang untuk kegiatan off road ekstrim tersebut rencananya dibanderol Rp 1,3 – 1,4 juta per unit.

“Ada tiga tipe yang akan kami perkenalkan saat soft launching di gelaran Savero Komodo Offroad Championship 2010 yang berlangsung 29-31 Oktober mendatang,” tutur Arijanto Notorahardjo, General Manager Marketing PT Gajah Tunggal kepada Tempo di Jakarta, Selasa (19/10).

Ketiganya adalah Savero Komodo MT ukuran 31/10,5, Savero Komodo MT 33/10,5, dan Savero Komodo MT 33/12,5. Ketiganya dirancang khusus untuk mendukung kegiatan off road ekstrim dan jungle tracker.

Savero Komodo merupakan ban untuk arena lumpur dengan mengadopsi cakar kuku komodo. Ini merupakan inovasi pertama di dunia untuk ban extreme 4x4 mud traction,” papar Arijanto.

Ia mengatakan, tipe baru itu diluncurkan karena potensi pasar ban ini cukup menjanjikan seiring dengan terus bertumbuhnya pasar mobil berpenggerak 4x4 atau empat roda. Pada sisi lain, lanjut Arijanto, permintaan tipe Savero MT tipe sebelumnya terus meningkat.

Selain mobil jenis Sport Utility Vehicle (SUV) dan jip yang biasa digunakan oleh kalangan pehobi olahraga off road, ban baru itu juga akan menyasar varian pick up kabin ganda berpenggerak 4x4. Kendaraan jenis itu saat ini banyak digunakan oleh perusahaan tambang, perkebunanan, serta kehutanan.

“Sehingga target pasar kami adalah para pehobi dan perusahaan di sektor itu. Soal besaran target tidak besar, cukup 2.000 – 3.000 unit per bulan,” papar Arijanto.

Lantas apa keunggulan Savero Komodo MT ini dibanding ban sejenis yang diproduksi oleh pabrikan lain? Arijanto belum bersedia mengungkapkan karena ban ini baru diluncurkan di gelaran Savero Komodo Offroad Championship 2010 di Ubrug, Jatiluhur, Jawa Barat, 29-31 Oktober mendatang. Read More>> 






Ban Offroad GOOD YEAR


JAKARTA-Minat para offroader Tanah Air kembali dimanjakan Goodyear. Pabrikan ban ini merilis seri Wrangler AT/SA yang diklaim punya daya cengkram di jalan basah serta daya tahan tapak lebih lama 20 persen.

Goodyear Wrangler AT/SA dirancang menggunakan lapisan Dupont Kevlar dan teknologi Silent Armor yang membuatnya tidak berisik saat dipakai di jalan raya.

"Formula baru ini diciptakan khusus untuk memenuhi kebutuhan para penggemar mobil SUV yang menginginkan variasi performa ban baik di medan offroad maupun onroad," ujar Vice President Goodyear Asia Pasific, Daniel Smytka dalam rilisnya yang diterima okezone, Snein (24/5/2010).

Pengujian ban juga sudah dilakukan Goodyear di dua medan berbeda tersebut. Hasilnya Wrangler AT/SA membuktikan mampu memiliki daya cengkram yang baik saat kondisi jalan basah, kemampuan membuang lumpur yang baik serta daya cengkram yang optimal saat dipakai melintasi medan offroad.

Dan ketika dipakai di jalan raya, ban semi pacul ini juga tidak menimbulkan bunyi yang mengganggu akibat adanya bahan DuPont Kevlar yang memiliki spesifikasi dua sabuk baja bertekanan tinggi.

Lapisan ini berfungsi seperti penghalang suara yang membuat perjalanan terasa lebih hening. Apalagi pola tapak dan penambahan garis tengah tapak juga membantu meredam noise selama perjalanan. Read More>>







Harga Ban dan Velg Offroad

Velg dan Ban merupakan komponen yang tidak terpisahkan saat kita ingin mendandani mobil kesayangan. Keduanya memiliki motif dan desain yang sangat beragam sehingga harus pandai-pandai memadupadankan dengan style kendaraan.

Dalam memilih kedua komponen ini, kita harus mempertimbangkan tujuannya. Apakah untuk keperluan harian, kompetisi atau untuk kontes sebagai carshow. Semuanya harus serasi karena secara tidak langsung menunjukkan jati diri pemiliknya.

Pabrikan mobil umumnya memasangkan ban pada mobil produksinya dengan velek dan ban OEM (Original Equipment Manufacturer) sesuai dengan karakter mobil. Untuk mobil yang diproduksi masal biasanya menggunakan ban yang lebih ditujukan untuk kenyamanan.

Selain menjunjung tinggi faktor kenyamanan, pemilihan pada mobil ban standar juga memperhatikan faktor keselamatan dan faktor keawetan komponen kendaraan. Oleh karena itu kendaraan yang dijual dibekali ban yang berprofil tebal.

Berbeda dengan kendaraan-kendaraan sekelas Ferrari, Lamborghini, Porsche dan kendaraan eksotis lainnya yang dibuat untuk tujuan performa dan gaya hidup. Oleh karena itu ban dan velek yang digunakanpun rata-rata berukuran diameter besar dengan ban berprofil rendah alias ban tipis.

Ban dengan spesifikasi tersebut ditujukan untuk mendapatkan traksi, akselerasi serta kelincahan bermanuver dengan faktor safety yang sangat tinggi untuk mengimbangi kemampuan kendaraan yang bersangkutan.

Karena Faktor kenyamanan berada pada urutan kesekian, maka jangan harap Anda mendapatkan kenyamanan pada kendaraan-kendaraan eksotis yang kami sebutkan di atas. Dan meskipun demikian kita tidak bisa menampik kalau kendaraan eksotis tadi sangat indah dipandang.

Karena umumnya kendaraan dengan velek besar ini digunakan pada mobil-mobil 'mahal' itulah maka banyak para pemilik kendaraan menaikkan ukuran ban dan veleknya agar setidaknya mendekati tampilan mobil-mobil sport eksotis tersebut.

Namun sebelum melaksanakan niat itu, sebaiknya pahami dulu kode-kode yang ada pada ban. Dan yang perlu diperhatikan saat Anda ingin menaikkan diameter roda mobil kesayangan Anda, sebaiknya tidak lebih dari dua inci lebih besar dari ukuran standar OEM. Itu kalau Anda masih peduli faktor kenyamanannya.

Misalnya jika mobil Anda saat ini menggunakan velek ukuran 16 inci, maka sebaiknya Anda melakukan pembesaran tidak lebih dari plus dua (+2) yaitu 18 inci.

Kode-kode pada ban

Misalnya ban berkode 215/65R15 89H. Angka '215' adalah lebar telapak ban dalam satuan ukuran milimeter. '65' (Aspek Rasio), adalah rasio/perbandingan antara ketebalan profil ban dengan lebar telapak ban. Angka 65 di sini mengisyaratkan tinggi/tebal ban adalah 65% dari lebar telapak ban.

'R' (konstruksi), adalah pola jalinan benang/kawat yang memperkuat konstruksi ban. 'R' di sini berarti ban tersebut memiliki pola jalinan berpola radial. Jika 'B' berarti ban tersebut mempunyai konstruksi sabuk bias (bias belted). Untuk 'D' maka berarti konstruksinya adalah bias diagonal (diagonal bias).

Angka 15 berikutnya adalah ukuran diameter rim/velek dalam satuan inci dan angka '89' mengisyaratkan beban maksimal (load index) yang diizinkan pada ban bersangkutan. Sesuai dengan standar industri ban maka kode tersebut memiliki kapasitas beban maksimal sebesar 580 kilogram di tiap ban.

Tabel load Index/ beban maksimal yang diizinkan:

 86=530kg
 87=545kg
 88=560kg
 89=580kg
 90=600kg
 91=615kg
 92=630kg
 93=650kg
 94=670kg dan seterusnya.

Huruf "H' terakhir merupakan indikator kecepatan maksimal.

Tabel indikator kecepatan maksimal yang diizinkan:

 G=  90km/jam
 H= 210km/jam
 J= 100km/jam
 K= 110km/jam
 L= 120km/jam
 M= 130km/jam
 N= 140km/jam
 P= 150km/jam
 Q= 160km/jam
 R= 170km/jam
 S= 180km/jam
 T= 190km/jam
 U= 200km/jam
 V= 240km/jam
 W= 270km/jam
 Y= 300km/jam

Jadi ban berkode 215/65R15 89H adalah ban dengan lebar telapak 215mm, ketebalan ban dengan aspek rasio 65% x 215(mm) = 129(mm), berjenis radial dengan ukuran velek berdiameter 15 inci, mampu dibebani seberat 580 kg dengan batas kecepatan aman maksimal 210 km/jam.

Ada perbedaan kode simbol batas kecepatan pada sistem Eropa generasi lawas yang diberi kode 215/65 HR15 yang berarti lebar telapak 215 mm/aspek rasio 65, kecepatan maksimal 210 km/jam, jenis radial dan rim 15 inci.

 TR=100 Km/jam.
 HR=210 Km/jam.
 VR=260 km/jam
 ZR=340 km/jam.

Tulisan 'DOT' pada dinding ban, berarti ban tersebut telah memenuhi standar persyaratan dari Departement of Transportation (DOT) Amerika Serikat berdasarkan sistem Uniform Tire Quality System (UTQG) atau tiga jenis kemampuan/tingkatan ban, yaitu keawetan/jarak tempuh, daya cengkeram dan daya tahan terhadap temperatur.

Inflation Pressures/Tekanan angin adalah batas maksimum yang diperbolehkan, tetapi belum tentu sesuai untuk jenis mobil Anda. Pakailah selalu tekanan angin yang dianjurkan produsen mobil yang dapat dilihat pada buku petunjuk/manual book.

Di samping kode-kode di atas, ada kode lainnya yang tak kalah penting. Dalam dunia off-road kerap kita mendengar ban berukuran 31 ban 33 dan lain sebagainya. Untuk ban off-road biasanya menggunakan kode sederhana seperti 31 x 10.50 R 15 6PR.

Angka 31 adalah ukuran paling luar diameter ban dalam satuan inci, sementara 10.50 merupakan ukuran lebar ban dalam satuan inci, R adalah jenis ban Radial dan 6PR adalah 6 Ply Rating yaitu jumlah lapisan pola jalinan kawat atau benang di dalam ban yang dalam hal ini maksudnya 6 lapisan. 


Kode-kode pada velek

Bahasa velek umumnya lebih sederhana dibanding bahasa ban. Sebagai contoh: Sebuah velek tertera kode 7 1/2 (7.5) x 17 kemudian 4/114.3 dan ET +40.

Angka 7.5 pada rangkaian kode 7.5 x 17 merupakan lebar velek dalam satuan inci sementara angka 17 merupakan diameter velek dalam satuan inci. Arti angka 7.5 x 17 berarti velek memiliki lebar 7,5 inci dengan diameter 17 inci.

Rangkaian kode 4/114.3 merupakan kode untuk menunjukkan jumlah baut yaitu 4 baut dan 114.3 merupakan kode untuk PCD (Pitch Circle Diameter) yaitu diameter pola lingkaran posisi baut dalam satuan milimeter. Jadi jika ada kode 5/112, berarti velek tersebut memiliki 5 lubang baut dengan PCD 112 mm.

Kode ET merupakan ukuran offset velek. Velek memiliki dua bibir yaitu bibir luar dan bibir dalam. Jika dudukan baut velek berada tepat di tengah-tengah antara bibir luar dan bibir dalam (centerline) berarti velek memiliki offset 0.

Posisi dudukan baut velek semakin ke arah luar berarti velek memiliki offset positif demikian pula sebaliknya jika posisi dudukan roda cenderung lebih ke arah dalam berarti negatif. Jadi jika pada velek tertulis ET +40 itu artinya posisi dudukan baut roda pada velek bergeser ke luar sejauh 40 mm.

Umumnya pemilik kendaraan jarang malakukan kesalahan dalam memilih ukuran ban dan velek serta ukuran PCD. Akan tetapi pemilik kerap lalai mengukur offset-nya hingga baru diketahui setelah ban dan velek siap dipasang atau bahkan setelah dipasang pada kendaraan.

Kebanyakan problem yang timbul adalah mentoknya ban dengan komponen bodi kendaraan seperti pada bibir spakbor atau fender, piring dudukan pegas suspensi atau dinding apron maupun dinding rumah roda akibat melupakan faktor offset.

Kalau sudah begini, biasanya pemilik menyiasatinya dengan menambahkan spacer agar ban tidak mentok. Namun perlu diingat bahwa penggunaan spacer membuat velek memiliki potensi bergeser dari posisinya karena tumpuan velek hanya bergantung pada ikatan baut-baut roda.

Seharusnya velek menempel sempurna pada dudukan roda dan tertahan oleh tonjolan poros roda agar posisi roda tetap center pada dudukannya.

Yang tidak kalah pentingnya saat memasang velek, perhatikan lubang tengah velek dan tonjolan pada dudukan velek. Idealnya antara lubang tengah pada velek dan tonjolan hub roda harus masuk secara presisi. Jika Ada celah, sebaiknya Anda meminta ring tambahan untuk di pasang pada center hub roda untuk membantu velek tetap center terhadap poros roda. ReadMore>> 







Karakter Pada Ban Offroad




Dari segi konstruksi ban dapat dibedakan berdasarkan Carcass, yaitu ban biasa dan radial. Ban biasa (standar) disusun dari lapisan benang yang membentuk sudut 30 hingga 40 derajat dari garis tengah ban.Fungsinya agar ban dapat menahan beban dalam kondisi membentang dan melintang. Saat menerima beban vertikal, lapisan benang bergerak melengkung. Itulah sebabnya kemampuan dalam membelok dan daya tahan aus masih kurang dibandingkan ban radial.

kenyamanan berkendara. Bisa dibilang ban mobil merupakan ujung tombak kendaraan dalam menjelajah. Berhadapan langsung dengan kondisi jalan yang ekstrim. Para produsen ban semakin berlomba untuk memproduksi ban yang memiliki kualitas baik dan berteknologi tinggi agar dapat beradaptasi dengan kondisi jalan seganas apapun. Disamping itu konstruksi ban didesain untuk menahan beban secara seimbang sehingga ketika kendaraan dipacu dengan cepat di jalan yang licin, kendaraan tetap nyaman dan tidak slip.

Proses pembuatan ban radial menggunakan bermacam-macam bahan baku, zat warna, bahan kimia, 30 macam bahan karet, benang kawat, dan sebagainya. Proses dimulai dengan pencampuran dari bahan karet alam, minyak, bahan karbon, zat warna, anti-oksidan, akselerator dan bahan kimia lainnya, yang menghasilkan bahan yang disebut compound. Campuran bahan-bahan tersebut dicampur dalam blender raksasa yang disebut mesin Banbury dalam suhu dan tekanan yang sangat tinggi. Bahan campuran berwarna hitam, lembek & panas tersebut diproses dalam blender raksasa secara berulang kali.

Komposisi bahan karet untuk membuat bahan, misalnya pada ban dengan kode 195/70R14 memiliki berat sekitar 8 kg yang terdiri dari : 2 kg adalah 30 jenis bahan karet sintetis, 1.5 kg 8 jenis bahan karet alam, 2 kg terdiri dari 8 jenis bahan karbon black, 0.5 kg sabuk kawat baja, 0.5 kg benang polyester dan nylon, 0.5 kg bead kawat baja, 1.5 kg 40 jenis bahan kimia, minyak dan lain-lain.
Campuran umum antara bahan karet sintetis dan karet alam menurut jenis ban adalah : Ban Mobil Penumpang (dalam persen) 55-45, ban truk kecil 50-50, ban mobil balap 65- 35, ban off road (giant/earthmover)20-80. Standar kode spesifikasi ban adalah berdasarkan sistem International Standardization Organization, misalnya kode 195/70R14 86 H. Angka 195 menunjukkan lebar ban dalam inci pada ban biasa atau milimeter pada ban radial. Kemudian H berarti kecepatan maksimum yang diizinkan saat memakai ban ini. Kode 14 merupakan diameter pelek dalam inci, 70 merupakan aspect ratio tinggi lebar ban dalam persen, R adalah jenis ban dan 86 menunjukkan kapasitas mengangkut beban atau load index. Batas maksimum kecepatan dinyatakan dengan huruf yang berbeda. Kode K kecepatan maksimum 110 km/jam. L 120 km/jam, M 130 km/jam, N 140 km/jam, P 150 km/jam, dan Q 160 km/jam. Kode berikutnya R untuk 170 km/jam, S 180 km/jam, T 190 km/jam, U 200 km/jam, H 210 km/jam dan V lebih dari 210 km/jam.Read More>> 






Cara Memilih Ban Offroad



Sering kita salah kaprah dalam memilih ban offroad, tidak sesuai dengan kebutuhannya. banyak yang berfikir makin besar ban pasti bisa melalui trek extrim, tidak memikirkan tenaga dari mesin sampai rasio final gear karena setiap kendaraan berbeda.

kita harus menghitung ulang dari mesin, transmisi, transfercase dan final gearnya karena sangat menentukan dalam kita memilih ban untuk offroad.

Ada sedikit tips untuk memilih ban yang sesuai dengan kendaraan anda:

1. Untuk suzuki Jimny standart belum dimodif ukuran ban yg cocok dan enak buat offroad 29"x15" jika lebih besar tenaga mesin ngedrop dan resiko as roda putus karena as roda jimny rentan.

2. Untuk Jimny modif'an engine swap un2500cc sampai final gear 4,....- 5,.... maksimal ban yg digunakan 32"

3. Untuk Willys mesin standart/engine swap un2500cc final gear 4,8 - 5,3 maks ban 32"x15"

4. Untuk CJ7/FJ40 atau up2500cc standart, ban yg digunakan 32"x15", modif'an up2500cc maksimal 35".

ada beberapa jenis ban offroad yang sudah disediakan pihak produsen seperti M/T atau Mud Terrain, diperuntukan bagi mobil offroad. Bisa dideteksi dari kembangannya yang sangat kasar dan got dalam.

A/T All Terrain tentu ban ini bisa untuk segala medan, tapi bukan untuk lumpur dalam kategori berat, Kalau sekedar jalan tanah dengan profil keras, berkerikil maupun jalan becek dan sedikit berlumpur atau lapangan rumput, masih oke.

Ban ini tentunya memiliki performa yang lebih baik ketimbang ban tipe M/T saat digunakan di aspal, suara bising dan getarannya lebih kecil. Begitu juga dengan kemampuan pengereman dan kemampuannya berjalan di atas genangan air hujan, dipastikan jauh lebih baik.

Sedang H/T Highway Terrain buat yang lebih banyak berjalan di aspal saja  ReadMore>>







Selasa, 30 Oktober 2012

Ban Mobil Offroad



 Ban Mobil Off Road - Saat ini sangat banyak sekali type ban mobil off-road yang ditawarkan oleh pabrikan ban dengan corak, model dan ukuran yang beragam. Oleh karena itu adalah sangat penting untuk menentukan penggunaan kendaraan sebelum menentukan pilihan yang tepat untuk ban kendaraan anda.

Ada beberapa merek kenamaan yang cukup baik digunakan untuk off-road diantaranya Super Swamper, Simex Jungle Tracker atau Extreme Tracker, Silverstone, Mickey Thompson atau keluaran lokal seperti Good Year extra grip, atau Bridgestone Jeep Service. Ada 3 ciri utama yang perlu diperhatikan dalam pemilihan ban off road yakni Konstruksinya, tread pattern (coraknya) dan ukuran (size). Pada dasarnya ada dua type ban yakni bias dan cross ply atau radial. Bias ply mempunyai serat kawat baja yang dipasang secara diagonal melintang pada lingkaran roda sedangkan cross ply atau radial mempunyai corak serat kawat baja yang dipasang 90 derajat dari sudut ujung kiri ban ke ujung kanan ban.

Alasan utama menggunakan bias ply untuk keperluan off-road karena mempunyai sidewalls atau dinding ban yang lebih kuat dan tebal sehingga lebih tahan dari kebocoran. Disamping itu ukuran yang tidak biasa pada kendaraan off-road seperti ukuran ban 31

Inchi atau lebih hanya tersedia dalam bias ply. Disamping itu hampir seluruh 4x4 cocok dengan ban type seperti ini.

Radial atau cross ply juga menawarkan keunggulan lebih banyak diantaranya mempunyai tapak yang lebih lebar sehingga mempunyai cengkeraman yang lebih lebar di permukaan. Namun ban yang lebar hanya cocok digunakan dimedan seperti misalnya berpasir atau misalnya dipermukaan yang licin (slippery).

Klik Untuk Melihat hasil Gambar Ban Offroad !!
KLIK
 
Ban Off road ( Mud Tyre/ MT )

Mempunyai corak yang kasar dan biasanya telapaknya mampu membersihkan sendiri dari kumpulan lumpur tebal yang menempel diban. Compound ban yang lembek juga memberi traksi cukup baik di lintasan off-road dan yang jelas dapat digunakan secara agresive di medan berlumpur atau lintasan yang berat seperti di lintasan berbatu.

Karena compound yang lunak maka ban ini akan cepat habis apabila digunakan dijalan raya serta tidak mempunyai daya cengkram yang baik apabila digunakan dilintasan aspal. Hal ini dikarenakan type ban dengan corak kembang yang berjauhan sehingga mempunyai jarak pengereman yang jauh apabila digunakan dijalan aspal sewaktu hujan.

Ban ini juga menimbulkan suara yang cukup mendengung apabila digunakan pada kecepatan tinggi dijalan raya. Pada negara tertentu seperti Singapore dan Australia, ban ini tidak ijinkan digunakan dijalan raya.

 Mud Tyre (MT)

Ban Untuk Segala Medan (All Terrain /AT)

Ban ini mempunyai corak yang sedikit berbeda dengan type MT. Sesuai dengan namanya maka ban ini dapat digunakan disegala medan. Namun demikian ban ini mempunyai kelemahan dan tidak cukup tangguh pada medan yang extrem semisal menghadapi lumpur yang dalam serta salju yang tebal misalnya. Meskipun begitu ban ini cukup dapat diandalkan pada lintasan aspal, rintangan yang ringan seperti jalan berbatu, jalan tanah (gravel) lintasan salju tipis namun bukan lintasan serius yang penuh dengan lumpur yang dalam.

All Terrain (AT)

Ban Untuk Lumpur dan Salju (Mud and Snow /MS)

Mudah untuk dikenali dengan simbol MS pada samping ban dimana ban ini cocok untuk medan bersalju dan lumpur yang ringan. Cocok untuk pengendaraan dilintasan basah dan mempunyai daya cengkeram yang cukup baik.Mud and Snow (MS)

Ban Untuk Kecepatan Tinggi Jalan Raya (Highway Tyre /  HT)

Di rancang khusus untuk permukaan aspal atau jalan raya. Corak bannya mempunyai bentuk multi guna dibandingkan corak ban biasa dengan dan yang jelas tidak berisik untuk penggunaan dalam kota. Dianjurkan para pemilik 4x4 yang menggunakan kendaraannya untuk kebutuhan sehari hari untuk pula membeli ban dengan type ini dan juga ban untuk keperluan off-road.

Sedangkan untuk tekanan ban maka disarankan bagi pengguna ban off-road yang digunakan dijalan raya maka tekanan ban sebaiknya 25 Psi s/d 27 Psi sedangkan untuk jalan berbatu atau lumpur yang cukup dalam kurangi tekanan ban hingga 10 Psi. Maksud pengurangan ban ini adalah agar ban kendaraan mempunyai telapak yang lebih lebar dengan tanah sehingga mempunyai daya cengkeram yang cukup.

Untuk anda yang sering mengadakan perjalanan diluar jalan raya (off-road) maka sebaiknya menggunakan ban dalam. Dengan penggunaan ban dalam, maka apabila akan dikurangi tekanan bannya hingga 10 Psi dengan maksud agar pijakan ketanah lebih menggigit, ban tidak akan keluar dari peleknya karena kurangnya tekanan ban. Disamping itu apabila tidak menggunakan ban dalam, kemungkinan pelek akan spin dan ban akan tertahan karena beban berat ban luar yang telah dikempeskan menginjak bumi sehingga timbul gesekan antara ban dan pelek mobil yang mengakibatkan kempesnya ban tersebut.